Muharam (Suro) Bukan Bulan Sial, Justru Banyak Pertolongan Allah

Umat Islam diminta tidak mengeramatkan bulan Muharam atau dalam istilah Jawa disebut bulan Sura. “Selama ini masyarakat kita menganggap Muharam atau Sura sebagai bulan keramat, bulan penuh dengan kesialan,” kata Guru Besar IAIN Sunan Ampel, Prof Dr Achmad Zahro dalam tausiah tahun baru 1432 Hijriah di Masjid Agung Surabaya (MAS), Selasa (7/12/2010).


Banyak potensi perilaku syirik di Bulan Suro (Muharam) terutama yang berhubungan dengan ritual budaya
Banyak potensi perilaku syirik di Bulan Suro (Muharam) terutama yang berhubungan dengan ritual budaya


Ia mengingatkan, masyarakat semestinya menjadikan bulan Muharam sebagai bulan penuh perjuangan dan peningkatan perilaku kebajikan.”Orang yang gagal bisa jadi karena usahanya tidak maksimal. Sebaliknya orang yang berhasil karena kegigihan usahanya. Tidak ada kaitannya dengan bulan Muharam,” katanya.

Zahro kemudian mengemukakan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan pertama di tahun kalender Islam itu. Di antaranya banjir besar yang menghabiskan umat Nabi Nuh AS, Nabi Isa AS diangkat ke langit, dan Nabi Yunus AS keluar dari perut ikan setelah berada di dalamnya selama 40 hari.

Peristiwa bersejarah lain yang terjadi pada bulan Muharam adalah Nabi Ibrahim AS terselamatkan dari kobaran api yang membakar tubuhnya akibat kekejaman Raja Namrud, Nabi Musa AS lolos dari kejaran Raja Firaun setelah berhasil membelah Laut Merah, dan diterimanya taubat Nabi Daud dan Nabi Adam.

“Oleh karena itu, jangan sampai masyarakat takut melakukan apa-apa pada bulan Muharam ini,” kata salah satu pengurus MAS itu. Zahro juga mengajak seluruh umat Islam untuk meningkatkan amal ibadahnya dengan kadar dan kualitas yang lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Selain tausiah, MAS juga menggelar kegiatan rohani dalam menyambut datangnya tahun baru itu, yakni salat sunah berjamaah.

Sekitar 1000 orang mengikuti jamaah salat tahajud empat rakaat, salat tasbih empat rakaat, salat hajat dua rakaat, dan salat witir tiga rakaat pada pukul 01.00-03.15 WIB yang dilanjutkan dengan salat subuh dengan imam KH Abdul Hamid Abdullah. Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, juga mengajak masyarakat untuk beribadah dan bekerja lebih baik lagi.”Jadikan tahun baru ini sebagai momentum untuk meningkatkan aktualisasi diri,” katanya sebelum melepas peserta lomba jalan sehat di halaman timur MAS, Selasa pagi.

Sumber : ruanghati.com