Jangan Menikah Muda Kalau Tak Ingin Meninggal Muda

Sebagian remaja putri di Bangka Belitung (Babel) yang memutuskan menikah muda dalam usia 17 sampai 18 tahun, memicu kasus angka kematian ibu melahirkan cukup tinggi hingga 40 kasus pada 2010.

"Pernikahan usia muda berisiko kematian saat melahirkan, karena organ produksinya belum siap, sementara acuan usia subur pada usia 20 tahun," ujar Kepala Bidang Informasi Keluarga dan Analisa Program pada BKKBN Babel, Taufik di Pangkalpinang, Kamis.

Menurut dia, kasus menikah muda sudah biasa terjadi di Babel terutama pada kelompok keluarga miskin dan minim pendidikan dalam meningkatkan kesejahteraannya, sehingga situasi dan kondisi ekonominya yang berat mengakibatkan mereka memilih menikah muda.



Ia menjelaskan, angka kematian ibu di Babel pada 2010 ditemukan 40 kasus dan angka ini sedikit menurun dibandingkan 2009 yang ditemukan 42 kasus.

Menurut dia, pernikahan usia muda juga memicu banyaknya kelahiran bayi pada kelompok keluarga miskin, sehingga menambah 'rantai' kemiskinan masyarakat di provinsi kepulauan tersebut.

Ia mengatakan, jumlah kasus kematian ibu baik saat hamil, bersalin dan nifas tersebut masih tergolong tinggi dan belum memenuhi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maupun sasaran pembangunan berkelanjutan atau 'Millennium Development Goals (MDGs)'.

"Kami terus berupaya menekan pertumbuhan pernikahan usia muda dengan mengencarkan program Keluarga Berencana (KB) dan bantuan usaha sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di daerah kabupaten dan kota," ujarnya.

Ia mengatakan, pada 2009 hingga 2010 para keluarga miskin atau prasejahtera diberikan akses modal yang bekerja sama dengan pihak swasta untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.



"Keluarga yang berekonomi dan berpendidikan lemah, biasanya lebih cenderung banyak anak maka kami menyediakan akses permodalan bagi keluarga miskin yang memiliki usaha agar mereka lebih mapan dan bisa menyekolahkan anaknya," ujarnya.

Ia menjelaskan, peserta KB pada 2010 mencapai 51.979 orang atau melebihi dari target sebanyak 45.959 orang, atau mencapai 113,11 persen dari target sebanyak 45.959 peserta KB.

Sementara peserta KB pada 2009 sebanyak 38.732, juga melebihi target yang ditetapkan sebanyak 29.726 orang atau pencapaiannya sebesar 130,30 persen